Kehidupan Suku Baduy
Provinsi Banten memiliki masyarakat tradisional yang masih memegang teguh adat tradisi yaitu Suku Baduy. Suku Baduy mendiami kawasan Pegunungan Keundeng, tepatnya di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Masyarakat Baduy memiliki tanah adat kurang lebih sekitar 5.108 hektar yang terletak di Pegunungan Keundeng. Mereka memiliki prinsip hidup cinta damai, tidak mau berkonflik dan taat pada tradisi lama serta hukum adat. Kadang kala suku Baduy juga menyebut dirinya sebagai orang Kanekes, karena berada di Desa Kanekes. Mereka berada di wilayah Kecamatan Leuwidamar. Perkampungan mereka berada di sekitar aliran sungai Ciujung dan Cikanekes di Pegunungan Keundeng. Atau sekitar 172 km sebelah barat ibukota Jakarta dan 65 km sebelah selatan ibu kota Serang. Masyarakat suku Baduy sendiri terbagi dalam dua kelompok.
Posted by: sukubaduy | January 1, 2010
Suku Baduy Banten
Orang kanekes atau disebut juga Baduy, adalah suatu kelompok masyarakat dengan Adat sunda yang berlokasi di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Awal mula sebutan baduy tersebut adalah sebutan yang diberikan oleh penduduk luar, yang berawal dari peneliti Belanda yang menyamakan mereka dengan Badawi atau Bedouin Arab yang merupakan masyarakat yang nomaden (berpindah-pindah). Selain itu sebutan Baduy juga mungkin karena adanya sungai Baduy dan Gunung Baduy yang terdapat di wilayah utara. Namun suku Baduy sendiri lebih senang disebut dengan orang “kanekes”. Sesuai dengan nama wilayah mereka atau sesuai dengan kampung mereka. Read More…
Posted by: sukubaduy | June 20, 2007
Baduy Bukan Suku Terasing
Provinsi Banten memiliki masyarakat tradisional yang masih memegang teguh adat tradisi yaitu Suku Baduy yang tinggal di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak. Perkampungan masyarakat Baduy pada umumnya terletak pada daerah aliran sungai Ciujung di Pegunungan Kendeng – Banten Selatan. Letaknya sekitar 172 km sebelah barat ibukota Jakarta; sekitar 65 km sebelah selatan ibukota Provinsi Banten.Masyarakat Baduy yang menempati areal 5.108 ha (desa terluas di Provinsi Banten) ini mengasingkan diri dari dunia luar dan dengan sengaja menolak (tidak terpengaruh) oleh masyarakat lainnya, dengan cara menjadikan daerahnya sebagai tempat suci (di Penembahan Arca Domas) dan keramat. Namun intensitas komunikasi mereka tidak terbatas, yang terjalin harmonis dengan masyarakat luar, melalui kunjungan.
Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, masyarakat yang memiliki konsep inti kesederhanaan ini belum pernah mengharapkan bantuan dari luar. Mereka mampu secara mandiri dengan cara bercocok tanam dan berladang (ngahuma), menjual hasil kerajinan tangan khas Baduy, seperti Koja dan Jarog (tas yang terbuat dari kulit kayu Teureup); tenunan berupa selendang, baju, celana, ikat kepala, sarung serta golok/parang, juga berburu.
Read More…
Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, masyarakat yang memiliki konsep inti kesederhanaan ini belum pernah mengharapkan bantuan dari luar. Mereka mampu secara mandiri dengan cara bercocok tanam dan berladang (ngahuma), menjual hasil kerajinan tangan khas Baduy, seperti Koja dan Jarog (tas yang terbuat dari kulit kayu Teureup); tenunan berupa selendang, baju, celana, ikat kepala, sarung serta golok/parang, juga berburu.
Read More…
Posted by: sukubaduy | June 18, 2007
Indahnya Baduy
Kabupaten Lebak , disebelah utara berbatasan den gan Kabupaten Serang dan Tangerang, sebelah barat dengan Kabupaten Pandeglang, sebelah timur dengan Kabupaten Bogor dan Sukabumi dan sebelah selatan dengan Samudra Indonesia..
Posted by: sukubaduy | January 6, 2006
Baduy : Busana Trasisional
Ciri khas suku Baduy yang tinggal di pegunungan Kendeng, desa Kanekes, kecamatan Leuwidamar, Lebak, Banten Selatan adalah masih kokohnya tradisi yang diwariskan oleh karuhun mereka. Salah satu tradisi yang masih bertahan adalah menenun dan cara berbusana. Oleh karena itu, ada yang beranggapan bahwa busana suku Baduy saat ini merupakan bentuk busana yang digunakan oleh masyarakat Jawa Barat pada masa silam.
Wilayah desa Kanekes merupakan tanah adat suku Baduy, seluruh penduduknya adalah suku Baduy dan tidak bercampur dengan penduduk luar. Mereka bertutur dalam bahasa Sunda Buhun atau Sunda Kuno, dengan ciri sub dialek Banten. Ciri bahasa yang digunakan suku Baduy adalah tidak memiliki tinggi-rendah bahasa dengan aksen tinggi dalam lagu kalimat. Letak perkampungan biasanya berada di celah-celah bukit dan lembah yang ditumbuhi pepohonan besar. Jarak antara satu kampung dengan kampung lainnya berjauhan. Penduduknya menjaga, melindungi pohon dan hutan di sekitarnya dengan baik.
Read More…
Wilayah desa Kanekes merupakan tanah adat suku Baduy, seluruh penduduknya adalah suku Baduy dan tidak bercampur dengan penduduk luar. Mereka bertutur dalam bahasa Sunda Buhun atau Sunda Kuno, dengan ciri sub dialek Banten. Ciri bahasa yang digunakan suku Baduy adalah tidak memiliki tinggi-rendah bahasa dengan aksen tinggi dalam lagu kalimat. Letak perkampungan biasanya berada di celah-celah bukit dan lembah yang ditumbuhi pepohonan besar. Jarak antara satu kampung dengan kampung lainnya berjauhan. Penduduknya menjaga, melindungi pohon dan hutan di sekitarnya dengan baik.
Read More…